Rabu, 20 April 2016

Observasi mengenai perkembangan saraf motorik halus dan kasar pada batita, khususnya kemampuan dalam berinteraksi






Nama          :           Lailatul Musyarrafah
NIM            :           150210204074
Fakultas      :           Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Prodi           :           Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Tugas          :           Pengantar Ilmu Pendidikan


Observasi terhadap Mohammad Asraf Zahirul Ubaid (2 Januari 2014 – berumur 21 bulan).
Hari, tanggal   :        Sabtu, 5 September 2015
Pukul                 :       12:42 WIB – 12:57 WIB (durasi 15 menit)
Tempat              :       Halaman kos
Tujuan               :       Observasi mengenai perkembangan saraf motorik
                                    halus dan kasar pada batita, khususnya kemampuan
dalam berinteraksi
Saya mengamati objek ketika sedang asyik bermain. Bagaimana cara dia berinteraksi dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Ketika saya menghampiri objek, objek bisa mengingat dan menyebut nama saya dengan keras dan benar serta berulang-ulang. Pada saat itu, objek yang saya amati serdang berada dihalaman (bermain bersama kakaknya). Di tangannya, dia memegang kerupuk (dengan kontrol yang baik). Dia mampu memindahkan kerupuk dari tangan kiri ke tangan kanannya. Bahkan dia mampu menyodorkan makanan tersebut kepada saya dengan maksud memberi, saya pun menuruti kemauannya dengan menerima sebagian kerupuk yang dia beri kepada saya. Dia sangat senang dengan apa yang dilakukan. Dia meminta saya untuk memakan kerupuknya bersamaan dengan dirinya dengan mengatakan “aem mbak!”, saya melakukan apa yang dia mau. Setelah dimakan, dia bertanya kepada saya “enyyak mbak?” dengan wajah yang sangat polos, saya menjawab “iya enak, adek ubaid”. Lagi-lagi dia tertawa bahagia dengan apa yang dilakukannya sambil berjalan mundur sedikit. Setelah itu, dia berlari-lari kecil menuju kakaknya yang sedang berdiri di tumpukan bata yang ada dibawah pohon mangga. Dia ingin melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan oleh kakaknya. Tetapi dalam hal mengutarakan keinginannya, dia tidak lagi menangis, yang ia lakukan adalah memanggil saya dan memegang tangan saya agar membimbingnya naik ke bata yang tersusun rapi di bawah pohon mangga tersebut. Dia mengikuti apa yang kakaknya lakukan. Berputar-putar sambil tertawa disertai main ciluk-ba dengan kakaknya. Dia selalu menunjukkan kebanggaan setelah dia melakukan sesuatu.
            Dengan penelitian yang telah saya lakukan, saya dapat menyimpulkan bahwa pada rentang usia 21-24 bulan, anak sudah mampu memegang, memberi, berinteraksi, meniru, dan mengekspresikan apa yang sedang dirasakannya. Anak juga tidak terlalu berpatokan dengan “menangis” saat dia ingin sesuatu. Anak lebih mengutamakan berbicara atau menggunakan bahasa lisan untuk mengutarakan kemauannya.

0 komentar:

Posting Komentar